Kenaikan Titik Didih Molal Bergantung Pada
Puas musim 1880-an
F.M. Raoult, sendiri ahli ilmu pisah Prancis, menyatakan bahwa melumerkan zat terlarut punya bilyet menurunkan impitan uap dari pelarut.
Pernyataan Bunyi Hukum Raoult
Adapun bunyi
syariat Raoult
yang berkaitan dengan penerjunan tekanan uap yakni andai berikut.
1). Penerjunan tekanan uap jenuh tidak mengelepai pada jenis zat yang dilarutkan, namun tersangkut pada jumlah anasir zat terlarut.
2). Penjatuhan impitan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat yang dilarutkan.
Pengaturan Hawa Puas Impitan Uap Varietas Air
Tekanan Uap Jenuh Air pada Bineka Guru boleh dilihat sreg gambar grafik berikut;

Konotasi Resan Kologatif.
Aturan koligatif ialah resan – sifat raga hancuran yang hanya mengelepai plong konsentrasi pertikel zat terlarut, tak karena jenisnya.
Macam Kologatif Enceran
Resan koligatif cair terdiri semenjak dua jenis, ialah sifat koligatif enceran elektrolit dan aturan koligatif larutan nonelektrolit.
Pada pemusatan yang proporsional, Hancuran elektrolit mempunyai resan koligatif nan lebih lautan daripada hancuran nonelektrolit. Peristiwa ini disebabkan karena enceran elektrolit mempunyai jumlah pertikel yang lebih banyak.

Aturan Kologatif Penjatuhan Tekanan Uap Jenuh
Tekanan uap satu zat adalah impitan nan ditimbulkan maka terbit itu uap jenuh zat tersebut. Semakin tinggi temperature, maka semakin janjang tekanan uapnya. Apabila zat terlarut tidak menguap, maka impitan uap cair akan menjadi lebih invalid ketimbang tekanan uap pelarutnya.
Rumus Penjatuhan Tekanan Uap
Cedera tekanan uap antara uap pelarut nirmala dengan tekanan uap cair disebut sebagai penerjunan impitan uap enceran. Kondisi ini dapat ditulis internal persamaan matematika bak berikut:
∆P = P
– P
∆P = penghamburan impitan uap enceran
P
= tekanan uap pelarut putih
P = tekanan uap larutan
Berlandaskan Raoult, jikalau zat terlarut tidak menguap, maka penurunan tekanan uap larutan setimbang dengan fraksi mol zat terlarut. Padahal impitan uap larutan sebabat dengan fraksi mol pelarut.
P = Xp
. P
∆P = Xhorizon
. P
Xp
= fraksi mol pelaarut
Xcakrawala = fraksi mol terlarut
Adanya zat terlarut akan menempatkan impitan uap pelarut.
Sifat Kologatif Kenaikkan Titik Didih
Tutul didih suatu zat cair yaitu guru pada ketika tekanan uap jenuh zat larutan tersebut setolok dengan impitan luar maupun mega di sekitarnya.
Jika tekanan uap sebagai halnya impitan luar, maka ruap uap nan terbentuk dalam cairan dapat menyorong diri ke permukaan menjurus fase gas.
Nan dimaksud dengan titik didih ialah titik didih lazim, yaitu titik didih pada impitan 760 mmHg. Titik didih jamak air ialah 100
udara murniC.
Rumus Kenaikan Tutul Didih
Kenaikan noktah didih hanya terampai lega jenis pelarut dan molalitas cair, lain tergantung pada macam zat terlarut.
Untuk enceran encer, kontak antara kenaikan titik didih dengan molalitas cairan dinyatakan sebagai berikut
Cairan n kepunyaan tutul didih lebih panjang dan bintik beku lebih terbatas daripada pelarutnya. Beda tutul didih antara hancuran dengan pelarut disebut kenaikkan titik didih.
∆Tb = Kb . m
∆Tb = Tbenceran
– Tbpelarut
∆Tb = kenaikkan tutul didih hancuran
Kb = tetapan kenaikkan bintik didih molal
m = molalitas
Tb = titik didih
Putusan Pertambahan Bintik Didih Molal Kb
Putusan pertambahan bintik didih molal Kb adalah nilai kenaikan noktah didih takdirnya molalitas larutan sebesar 1 molal. Kredit Kb ini tersangkut sreg jenis pelarut.
Kebiasaan Kologatif Penerjunan Titik Beku
Titik beku enceran ialah suhu lega ketika tekanan uap cair setimpal dengan tekanan uap padatannya. Tekanan asing lain terlalu berpengaruh pada bintik beku. Pada tekanan 760 mmHg, air memadat sreg suhu 0
udara murniC,
Rumus Penghamburan Tutul Beku
Titik beku hancuran lebih adv minim dibandingkan dengan tutul beku pelarutnya. Penghamburan titik beku larutan nonelektrolit boleh dinyatakan dalam kemiripan berikut:
∆Tf = Kf . m
∆Tf = Tfpelarut
– Tfenceran
∆Tf = penurunan titik beku cair
Kf = tetapan penjatuhan titik beku molal
m = molalitas
Tf = bintik beku
Putusan Penghamburan Bintik Beku Molal Kf
Tetapan penuruan noktah beku molal Kb yaitu poin penurunan titik beku takdirnya molalitas cair sebesar 1 molal.
Resan Kologatif Impitan Osmotik
Osmotic adalah perpindahan air melangkaui membrane semipermeable berasal bagian yang lebih encer ke fragmen yang bertambah pekat.
Tekanan osmotic ialah impitan nan harus diberikan pada satah hancuran untuk mencegah terjadinya osmosis dari pelarut steril.
Rumus Tekanan Osmosis
Tekanan osmotik bergantung puas konsentrasi dan enggak puas jenis elemen zat terlarut. Menurut Van’falak Hoof, impitan osmotik larutan luluh dapat dihitung dengan rumus nan serupa dengan paralelisme gas abstrak.
Besarnya tekanan osmotic bisa dinyatakan dengan menggunakan rumus perumpamaan berikut
P = M . R . Ufuk
M = molaritas cairan (mol/L)
R = 0,082 L atm mol-1
K-1
Ufuk = temperature Kelvin
Larutan Elektrolit
Elektrolit yaitu zat nan larutannya privat air ataupun leburannya bisa menghantarkan peredaran elektrik. Beralaskan derajat ionisasinya, elektrolit digolongkan menjadi tiga, yakni
Hancuran Elektrolit Kuat Dan Contohnya
Elektrolit langgeng, elektrolit yang n domestik air tercerai teoretis. Contoh HNO3, HCl, H2SO4, NaOH, dan MgCl2.
Larutan Elektrolit Ruai Dan Contohnya
Elektrolit lemah, elektrolit yang kerumahtanggaan air tergerai sangat adv minim, sebagaimana asam-asam organik (asam propionat dan senderut benzoat), HCN, NH4OH, dan HClO.
Elektrolit Antara Lunglai Abadi Dan Contohnya
Elektrolit yang terletak antara a dan b, sebagaimana o-klorobenzoat, udara murni-nitro benzoat, dan bersut siano asetat.
Sifat Koligatif Enceran Elektrolit
Lega pemfokusan yang setinggi, jumlah anasir cairan elektrolit bertambah besar dibandingkan dengan larutan nonelektrolit.
Sreg hancuran elektrolit terwalak perbandingan antara biji rasam koligatif yang terukur semenjak suatu larutan elektrolit dengan biji sifat koligatif nan diharapkan semenjak suatu larutan nonelektrolit plong konsentrasi yang sejajar.
Faktor Van’n Hoff
Perbandingan sifat koligatif larutan elektrolit yang ternilai dengan resan koligatif cair nonelektrolit nan diharapkan puas konsentrasi nan proporsional disebut
Faktor Van’lengkung langit Hoff.
Perimbangan tersebut baku dinotasikan dengan leter “i”.
Rumus Faktor Van’cakrawala Hoff Elektrolit Lemah
Elektrolit lemah yang bukan terionisasi dengan acuan, maka nilai i-nya dapat ditinjau berbunga derajat ionisasinya.
i = 1+(z – 1) α
Dengan demikian derajat ionisasi dapat dinyatakan dengan menunggangi rumus sebagai berikut.
α = (i – 1)/(z – 1)
α = derajat ionisasi
i = faktor Van’t Hoff
z = jumlah ion hasil ionisasi, koefisien reaksi ionisasi
Rumus Faktor Van’horizon Hoff Elektrolit Lestari
Kalau elektrolit kuat terionisasi acuan, maka derajat ionisasinya ialah α = 1
Sehingga skor i dapat dinyatakan perumpamaan berikut:
i = 1 + (z – 1)
Biji z cerbak didefinisikan bagaikan kuantitas ion ataupun jumlah jumlah koefisien ruas kanan reaksi
z = 2 (cairan biner)
z = 3 (cairan terner)
z = 4 (larutan kuartener)
z = 5 (larutan pentaner)
Nilai α derajat ionisasi larutan
α = 1 (larutan elektrolit awet)
α = 0 (larutan nonelektrolit)
0 < α < 1 (larutan elektrolit teklok)
Contoh Menentukan z dan i Pada Reaksi Ionisasi Elektrolit Awet.
Ionisasi NaCl
1 mol NaCl → 1 mol Na+
+ 1 mol Cl–
z = 1 (ion Na+) + 1 (ion Cl–) = 2
poin i bikin NaCl adalah
i = 1 + (2 – 1) = 2
Ionisasi CaCl2
1 mol CaCl2
→ 1 mol Ca2+
+ 2 mol Cl–
z = 1 (ion Ca2+) + 2 (ion Cl–)
nilai i bakal CaCl2
yaitu
i = 1 + (3 – 1) = 3
Ionisasi AlCl3
1 mol AlCl3
→ 1 mol Al3+
+ 3 mol Cl–
z = 1 (ion Al3+) + 3 (ion Cl–)
nilai i buat AlCl3
adalah
i = 1 + (4 – 1) = 4
Sifat koligatif cair elektrolit dapat dinyatakan intern kemiripan – paralelisme berikut. Skor rasam koligatif merupakan skor sifat koligatif dikali dengan Factor Van’t Hoff. Sehingga persamaan bagi enceran elektrolit menjadi seperti mana berikut:
Penurunan Tekanan Uap Jenuh Larutan Elektrolit
Rumus penurunan impitan uap jenuh dengan mempekerjakan faktor Van’t Hoff hanya dolan cak bagi fraksi mol zat terlarutnya semata-mata (zat elektrolit yang mengalami ionisasi), sementara itu pelarut air tidak terionisasi.
Rumus Penjatuhan Impitan Uap Cairan Elektrolit
∆P = Xlengkung langit
. P
. i
Rumus Kenaikkan Titik Didih Enceran Elektrolit
Kenaikan tutul didih dan penurunan tutul beku untuk larutan elektrolit dikalikan dengan Faktor Van’t Hoff sama dengan kemiripan berikut
∆Tb = Kb . m . i
Rumus Penghamburan Titik Beku Larutan Elektrolit
∆Tf = Kf . m . i
Rumus Impitan Osmosis Cair Elektrolit
Tekanan osmotik bikin cairan elektrolit diturunkan dengan mengalikan Faktor Van’falak Hoff semacam itu juga berikut
P = M . R . Falak . i
1). Acuan Pertanyaan Sifat Kologatif: Estimasi Impitan Uap Larutan Nonelektrolit Sukrosa Dalam Air
Hitunglah impitan uap enceran 4 mol sukrosa n domestik 100 mol air puas 300 °C sekiranya impitan uap akuades pada 300 °C merupakan 31,80 mmHg.
Diketahui
mol.t = mol gula = 4 mol
mol.p = mol air = 100 mol
Horizon = 300
C
P
= 31,80 mmHg
Cak menjumlah Fraksi Mol Sakarosa Sebagai Zat Terlarut
Fraksi mol sukrosa dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut
xcakrawala
= mol.tepi langit/(mol.horizon + mol.p)
xt
= fraksi mol telarut (mol sukrosa)
xfalak
= 4/(4 + 100)
xt
= 0,0385
Menghitung Fraksi Mol Air Misal Pelarut
xp
= fraksi mol air (pelarut)
xp
= 1 – 0,0385
xp
= 0,9615
Rumus Menghitung Tekanan Uap Larutan Nonelektrolit
Tekanan uap enceran nonelektrolit boleh dihitung dengan menunggangi pertepatan rumus berikut
P = xp P
P = 0,962 × 31,8 mmHg
P = 30,59 mmHg
Jadi, tekanan uap larutan ialah 30,59 mmHg.
2). Abstrak Tanya Sifat Kologatif: Rekapitulasi Penurunan Impitan Uap Enceran Nonelektrolit
Sebanyak 648 gram sakarosa C12H22Ozon11
dilarutkan intern 1800 gram air. Bila impitan uap jenuh air adalah 31,82 mmHg, hitunglah
a). tekanan uap larutan (P);
b). penjatuhan impitan uap (ΔP)
Diketahui
massa sakarosa = 648 gram
konglomerat air = 1800 gram
Ar C = 12,
Ar H = 1,
Ar O = 16
Mr sukrosa = 12(12) + 22(1) + 11(16)
Mr sakarosa = 342
Mr air = 2(1) + 16
Mr air = 18
Menghitung Jumlah Mol Sukrosa Dan Jumlah Mol Air
Mol sukrosa dan sir dihitung dengan menunggangi rumus berikut
Jumlah mol gula (mol.horizon) merupakan
mol.t = 684/342
mol.t = 2 mol
Jumlah mol air (mol.p)
mol.p = 1800/18 = 100 mol
Mengitung Fraksi Mol Pelarut (Air) Larutan Nonelektrolit
xP
= mol.p/(mol.tepi langit + mol.p)
xP
= 100/(2 + 100)
xP
= 0,98
Jadi fraksi mol air umpama pelarut merupakan 0,98
Menghitung Tekanan Uap Larutan Nonelektrolit Sukrosa Privat Air
Impitan uap larutan nonelektrolit dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
P = xP
P
P = 0,98 x 31,82
P = 31,18 mmHg
Jadi, impitan uap larutan kologatif sukrosa air adalah 30,60 mmHg
Menghitung Penurunan Tekanan Uap Cair Nonelektrolit Gula Kerumahtanggaan Air
Besarnya penurunan cair nonelektrolit boleh dirumuskan dengan paralelisme berikut
ΔP = P
– P
ΔP = 31,82 – 31,18
ΔP = 0,64 mmHg
Kaprikornus, penurunan impitan uap cair adalah 0,64 mmHg
3). Komplet Tanya Anggaran Penurunan Tekanan Uap Cair Thiourea
Hitunglah penurunan tekanan uap yang dibuat semenjak pelarutan 15,2 g thiourea (Mr CH4N2S = 76) ke kerumahtanggaan 108 g air (impitan uap air plong 25°C yaitu 23,76 mmHg).
Diketahui
m thiourea = 15,2 gram
m air = 108 gram
P =23,76 mmHg
Mr thiourea = 76
Rumus Menotal Kuantitas Mol Thiourea Dan Besaran Mol Air
Total mol thiourea dan air dapat dihitung dengan rumus berikut
Jumlah mol thiourea adalah
mol tiourea = mol.ufuk
mol.suku langit = 15,2/76 = 0,2 mol
Jumlah mol air merupakan
mol air = mol.p
mol.p = 108/18 = 6 mol
Cak menjumlah Fraksi Mol Air Dan Fraksi Mol Thiourea
Fraksi mol air dapar dihitung dengan kemiripan berikut:
xP
= mol.p/(mol.p + mol.n)
xP
= 6/(6 + 0,2)
xP
= 0,9677
Jadi, fraksi mol air andai pelarut adalah 0,9677
Fraksi mol thiourea yaitu
xlengkung langit
= 1 – xP
xn
= 1 – 0,9677
xlengkung langit
= 0,0323
Rumus Menghitung Tekanan Uap Larutan Thiourea Air
Impitan uap cair nonelektrolit thiourea dan air bisa dinyatakan dengan menunggangi rumus berikut
P = xP
P
P = 0,9677 x 23,76
P = 22,99 mmHg
Kaprikornus tekanan uap cairan tiourea air yaitu 22,99 mmHg
Rumus Menghitung Penerjunan Tekanan Uap Larutan Maka bersumber itu Thiourea
Penurunan impitan uap larutan nonelektrolit bisa dinyatakan dengan menunggangi rumus berikut
ΔP = (23,76 – 22,99) mmHg
ΔP = 0,7665 mmHg
Jadi, impitan uap air turun dengan adanya thiourea. Besarnya penurunan tekanan uap adalah 0,7665 mmHg
4). Hipotetis Pertanyaan Menghitung Penghamburan Tekanan Uap Jenuh Air Makanya Glokosa
Tentukan penurunan impitan uap jenuh larutan 10% konglomerasi glukosa (C6H12O6) n domestik 360
gram air, kalau diketahui impitan nyamur pada suhu 25 °C adalah 24 mmHg
Diketahui
P
= 24 mmHg
komposit air = 360 gram
Menentukan Massa Relatif Mr Dan Jumlah Mol Glukosa
Mr Glokosa = 6(12) + 12(1) + 6(16)
Mr Glokosa = 180
Total Mol Glukosa
n Glukosa = (10% x 360)/180
cakrawala Glukosa = 0,2 mol
Menentukan Jumlah Mol Air
horizon Air = (90% x 360)/18
n Air = 18 mol
Menentukan Fraksi Mol Glukosa Internal Larutan
xt
= 0,2/(18 + 0,2)
xtepi langit
= 0,0109
Menentukan Penjatuhan Tekanan Uap Cair Glokosa
ΔP = xfalak
P
ΔP = 0,0109 x 24 mmHg
ΔP = 0,2637 mmHg
Jadi penghamburan tekanan uap larutan glukosa adalah 0,2637 mmHg
Konseptual Pertanyaan Sifat Kologatif Ancangan Kenaikkan Titik Didih Hancuran Nonelektrolit
Hitunglah titik didih larutan nonelektrolit nan mengandung 36 g glukosa C6H12Udara murni6. dalam 500 g air. Kb air merupakan 0,52 °C/m
Diketahui
(Ar C = 12 g/mol,
Ar H = 1g/mol, dan
Ar O = 16 g/mol).
Kb air = 0,52 °C/m
Tb.air = 100
C
massa glukosa = 36 gram
massa air = 500 gram
Menghitung Mr Glukosa dan Mr Air
Mr glukosa = 6(12) + 12(1) + 6(16)
Mr glukosa = 180
Mr Air adalah
Mr air = 2(1) + 16
Mr air = 18
Cak menjumlah Molalitas Laruta Nonelektrolit Glukosa Privat Air
Molalitas glokosa intern 500 gram air bisa dirumuskan dengan menunggangi paralelisme berikut
Molalitas glukosa = (m/Mr) x (1000/m.p)
m.p = komposit pelarut (air)
Molal glukosa = (36/180)/(1000/500)
Molal glukosa = 0,4 m
Prediksi Kenaikkan Titik Didih Enceran Nonelektrolit Glukosa Air
Kenaikkan temperature didih air pasca- penyisipan glokosa bisa dirumuskan dengan kemiripan berikut
ΔTb
= Kb x m
ΔTb
= 0,52 x 0,4
ΔTb
= 0,208
0C
Menotal Bintik Didih Cairan Nonelektrolit Glukosa Air
Tutul didih larutan glukosa air nan mengandung glukosa dan air boleh dihitung dengan memperalat kemiripan berikut
ΔTb = Tbhancuran
– Tbpelarut
maupun
Tb.lar = 100 + ΔTb
Tb.lar = 100 + 0,208
Tb.lar = 100,208
C
Makara, bintik didih cair merupakan
100,208 °C.
Contoh Soal Pehitungan Kenaikkan Master Didih Larutan Terbuat Urea Dan Air
Tentukan bintik didih cairan nonelektrolit yang dibuat dari 45 gram urea CO(NH2)2
dalam 250 gram air.
Diktahui
m urea = 45 gram
Kb air = 0,52 °C/m
Ar C = 12
Ar H = 1
Ar Ozon = 16
Ar Cakrawala = 14
Tb.air = 100
C
konglomerat urea = 45 gram
konglomerasi air = 250 gram
Massa Relatif Atom Mr Urea Dan Air
Mr Urea = 12 + 16 +2(14+2(1))
Mr Urea = 60
Mr air = 18
Cak menjumlah Molalitas Urea
Molalitas Urea dihitung dengan cara begitu juga beriktut
Molalitas urea = (45/60)(1000/250)
Molalitas urea = 3 m
Menotal Kenaikkan Master Tutul Didih Cairan Nonelektrolit Urea Dan Air
Kenaikkan titik didih larutan nonelektrolit nan terbuat dari urea dan air boleh dirumuskan dengan persamaan berikut
ΔTb
= Kb x m
ΔTb
= 0,52 x 3
ΔTb
= 1,56
C
Kaprikornus, Kenaikkan titik didih air setelah penambahan urea adalah 1,56
C
Menotal Tutul Didih Hancuran Nonelektrolit Urea Dalam Air
Tutul didih cairan nonelektrolit nan terbuat dari air ditambah urea bisa dinyatakan dengan paralelisme berikut
ΔTb = Tblarutan
– Tbpelarut
atau
Tb.lar = 100 + ΔTb
Tb.lar = 100 + 1,56
Tb.lar = 101,56
C
Bintang karkata, bintik didih air setelah ditambah urea yakni 101,56
C
Acuan Cak bertanya Penjatuhan Titik Beku Larutan Nonelektrolit Urea Dan Air
Berapakah titik beku larutan nan terbuat dari 24 g urea CO(NH2)2
dan 200 g air. Kf air yaitu 1,86 °C/m
Diketahui
komposit molar urea = Mr
Mr urea = 60 g/mol,
Kf air = 1,86 °C/m
m urea = 24 g
m air = 200 g = 0,2 kg
Menghitung Molalitas Urea
Molalitas urea bisa dihitung dengan menggunakan rumus berikut
Molalitas urea = mol urea/konglomerat air (kg)
Kuantitas mol urea adalah
mol urea = 24/60
mol urea = 0,4 mol
Jumlah Molalitas urea ialah
Molalistas urea = 0,4/0,2
Molalitas urea = 2 m
Rumus Menghitung Penghamburan Titik Beku Cair Nonelektrolit Urea Internal Air
Titik beku larutan
Nonelektrolit
yang terbuat dari urea dan air dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ΔTf =Kf x m
ΔTf = 1,86 °C/m × 2 m
ΔTf = 3,72 °C
Bintang sartan, penerjunan noktah beku larutan 3,72 °C
Menghitung Titik Beku Enceran Urea dan Air
Titik beku pelarut (air) ialah 0
C jadi, noktah beku enceran adalah
ΔTf = Tf.pel – Tf.lar
Tf.lar = 0 – ΔTf
Tf = 0 – 3,72
Tf = – 3,72
C
makara, titik beku enceran yang terbuat dari air ditambah urea adalah – 3,72
C
Contoh Soal Rasam Kologatif: Menghitung Massa Zarah Relatif Zat Nonelektrolit
Sebanyak 45 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam 250 gram air mendidih puas temperatur 101,56
C (Kb air = 0,52 °C/m). Berapakah massa anasir nisbi (Mr) zat tersebut?
Diketahui
m Zat = 45 gram
Tb = 101,56
C
Kb air = 0,52 °C/m
m air = 250 gram
Menghitung Pertukaran Tutul Didih Cair Nonelektrolit
Pertukaran atau kenaikkan titik didih cair dapat dirumuskan dengan pertepatan berikut
ΔTb = Tb larutan – Tb pelarut
ΔTb = 101,56 – 100
ΔTb = 1,56 °C
Menotal Molalitas Cairan Zat Pada Kenaikkan Bintik Didih
Molalitas suatu zat privat larutan bisa dihitung dengan mandu berikut
ΔTb = Kb . m
m = ΔTb/Kb
m = 1,56/0,52
m = 3 m
Menghitung Konglomerat Nisbi Zarah Mr
Komposit relative unsur dapat dihitung dengan rumus berikut
Molalitas = (konglomerat Zat/Mr) x (1000/m.p) ataupun
m.p = komposit pelarut (air)
Mr = (konglomerasi/molalitas) (1000/m.p)
Mr = (45/3) x (1000/250)
Mr = 60
Makara, massa relative zat (anasir) yang ditambahkan bikin membentuk larutan yakni 60 gram/mol.
Ideal Tanya Kebiasaan Kologatif Larutan Nonelektrolit: Menotal Tekanan Osmosis Cair Urea
Tentukan tekanan osmosis cair urea nan dibuat dengan melarutkan 12 gram urea dalam 200 mL air pada master 27
oC?
m urea = 12 gram
Mr urea = 60
piutang air = 200 mL = 0,2 Liter
T = 27 + 273 = 300 K
Menghitung Jumlah Mol Urea N domestik Larutan Nonelektrolit
Mol urea dihitung dengan mandu berikut
tepi langit = mol urea = m/Mr
n = 12//60 = 0,2 mol
Kongkalikong menjumlah Tekanan Osmosis Hancuran Nonelektrolit Berbunga Urea Dan Air
Tekanan osmosis laturan nan terbuat dari urea dan air boleh dihitung dengan menggunakan rumus berikut
P = (n/V) RT
n = mol urea
V = tagihan air
R = 0,08205 L atm/mol.K
P = (0,2/0,2) (0,08205 x 300)
P = 24,615 atm
Jadi, tekanan osmosis cair urea ialah 24,615 atm.
Contoh Kongkalikong bertanya Adat Kologatif Impitan Osmosis: Menentukan Konglomerat Relatif Zat
Suatu cair dibuat dengan mencampurkan 6 gram suatu zat ke dalam 100 mL enceran nan punya tekanan osmosis 24,615 atm plong master 27
oC. Tentukan massa molekul relatif zat tersebut.
Diketahui:
m Zat = 6 gram
Vol Cairan = 100 mL = 0,1 Liter
P = 24,615 atm
Ufuk = 27 + 273 = 300 K
Menentukan Molaritas Cair Nonelektrolit Yang N kepunyaan Tekanan Osmosis
Molaritas zat kerumahtanggaan satu hancuran bertekanan osmosis dapat dinyatakan dengan rumus berikut
P = (lengkung langit/V) RT atau
P = M RT
M = molaritas
M = P/RT
M = 24,615/(0,082 x 300)
M = 1 M
Kongkalikong menjumlah Komposit Relatif Zat
Molaritas = M = (m)/(Mr xV) atau
Mr = m/(M x V)
Mr = 6/(1 x 0,1)
Mr = 60
Makara, Massa relative Mr zat ialah 60 gram/mol
Konseptual Pertanyaan Sifat Kologatif: Menentukan Kenaikan Noktah Didih Hancuran Elektrolit Alumunium Sulfat.
Hitung kenaikan noktah didih larutan aluminium sulfat 0,4 molal, jika derajat ionisasinya 0,9 dengan Kb = 0,52 °C/molal.
Diketahui:
α = 0,9
Kb = 0,52 °C/molal
Molal Al2(SO4)3
= 0,4 m
Menentukan
Kuantitas Ion Ionisasi Larutan Elektrolit Alumunium Sulfat,
Al2(SO4)3
→ 2 mol Al3+
+ 3 mol SO4
2-
z = 2 (ion Al3+) + 3 (ion SO4
2-)
z = 5
Menentukan Faktor Van’t Hoff I Alumunium Sulfat
i = 1+(z – 1) α
i = 1 + (5 – 1) 0,9
i = 4,6
Rumus Menentukan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit
Alumunium Sulfat
ΔTb = Kb x m x i
ΔTb = 0,52 °C x 0,4 x 4,6
ΔTb = 0,9568
oC
Jadi, kenaikan titik didih (ΔTb) larutan alumunium sulfat adalah 0,9568
oC.
Transendental Tanya Sifat Kologatif Cair Elektrolit Menentukan Noktah Didih Cair NaCl
Berapakah noktah didih larutan elektrolit yang dibuat dengan melelehkan 11,7 gram NaCl privat 500 gram air (Kb air = 0,52
C/m, Ar Na = 23, Cl = 35,5)
Diketahui:
Kb air = 0,52
C/m
konglomerasi NaCl = 11,7 gram
Mr NaCl = 23 + 35,5 = 58,5
massa air = 500 g = 0,5 kg
Menghitung Jumlah Mol dan Molalitas NaCl
Jumlah mol NaCl
Mol NaCl = 11,7/58,5
Mol NaCl = 0,2 mol
Kuantitas Molalitas NaCl
Molalitas NaCl = 0,2/0,5 = 0,4 m
Menentukan Derajat Ionisasi NaCl
NaCl adalah elektrolit abadi sehingga derajat ionisasinya α = 1
Menentukan Kuantitas Ion Larutan NaCl
Jumlah ion NaCl
NaCl = Na+
+ Cl–
z = banyaknya ion (NaCl)
z= 1 (ion Na+) + 1 (ion Cl–)
z = 2 ion
Menentukan Faktor Van’kaki langit Hoff i Cair Elektrolit NaCl
Nilai Faktor Van’ufuk Hoff i yakni
i = 1 + (z – 1) α
i = 1 + (2 – 1 )1
i = 1 + 1 = 2
Cak menjumlah Kenaikkan Bintik Didih Enceran Elektrolit NaCl
Peningkatan bintik didih larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan rumus berikut
ΔTb = m × Kb × i
ΔTb = 0,4 x 0,52 x 2
ΔTb = 0,416
C
Kenaikkan titik didih larutan NaCl ialah 0,416
C
Cak menjumlah Tutul Didih Larutan Elektrolit NaCl
Titil didih larutan elektrolit bisa dirumuskan dengan paralelisme berikut
Tb.lar = Tb.selabar + ΔTb
Tb = 100 + 0,416
Tb = 100,416
C
Bintang sartan, Master atau titik didih enceran elektrolit yakni 100,416
C
Konseptual Tanya Sifat Kologatif: Menentukan Tekanan Uap Cairan Elektrolit NaOH
Hitunglah tekanan uap cairan 0,4 mol NaOH dalam 180 gram air jika tekanan uap air puas temperatur tertentu merupakan 100 mmHg.
Diketahui:
mol NaOH = 0,4 mol
mol air = 180/18 = 10 mol
P
= 100 mmHg
Menentukan Derajat Ionisasi NaOH
Karena NaOH yaitu elektrolit langgeng, maka α = 1
Menentukan Fraksi Mol NaOH
xt
= mol NaOH/(mol NaOH + mol Air)
xt
= 0,4/(0,4 + 10)
xt
= 0,0385
Menentukan Jumlah Ion NaOH
NaOH → Na+
+ OH–
z = 1 (ion Na+) + 1 (ion OH–)
z = 2 ion
Menentukan Faktor Van’t Hoff i
i = 1 + (z – 1) α
i = 1 + (2 – 1) 1
i = 2
Menentukan Penjatuhan Impitan Uap Larutan Elektrolit NaOH
ΔP = xt
P
i
ΔP = (0,0385) x (100) x (2)
ΔP = 7,7 mmHg
Menentukan Impitan Uap Cairan Elektrolit NaOH
P = P
– ΔP
P = 100 – 7,7
P = 92,3 mmHg
makara impitan uap larutan elektrolit NaOH adalah = 92,3 mmHg
Teladan Tanya Sifat Kologatif Cair Elektrolit Menentukan Penerjunan Titik Beku Larutan
Suatu cairan elektrolit biner 0,1 mol kerumahtanggaan 200 gram air mempunyai α = 3/4. Sekiranya Kf = 1,86 °C/m, tentukan penurunan titik beku hancuran tersebut.
Diketahui
mol larutan biner = 0,1 mol
agregat air = 200 g = 0,2 kg
α = 3/4
Kf = 1,86 °C/m,
Menentukan Molalitas Larutan Biner Elektrolit
Molal = 0,1/0,2 = 0,5 M
Menentukan Besaran Ion Larutan Elektrolit Biner
Enceran elekrtolit biner n kepunyaan 2 ion sehingga
z = 2
Menentukan Faktor Van’falak Hoff i
i = 1 + (z – 1) α
i = 1 + (2 – 1)3/4
i = 1,75
Menghitung Penjatuhan Titik Beku Enceran Elektrolit Biner
Penurunan titik beku enceran elektrolit boleh dirumuskan dengan paralelisme berikut
ΔTf = Kf x m x i
ΔTf = 1,86 x 0,5 x 1,75
ΔTf = 1,63
C
Jadi penurunan tutul beku larutan elektrolit biner yaitu 1,63
C
Contoh Soal Ancangan Impitan Osmosis Cair Elektrolit NaCL
Sebanyak 11,7 gram NaCl (Mr = 58,5 g/mol) dilarutkan t domestik air sampai piutang 2000 mL. Hitunglah impitan osmotik larutan nan terbentuk jika diukur pada suhu 27 °C dan R = 0,082 L atm/mol K.
Diketahui,
konglomerasi NaCl = 11,7 g
Mr NaCl = 58,5
Volume air = 2000 mL
T = 27 + 373 = 300 K
Menentukan Derajat Ionisasi Sodium Klorida
NaCl adalah elektrolit lestari sehingga derajat ionisasi natrium klorida α = 1
Menentukan Molaritas Larutan Elektrolit NaCl
Molar NaCl = (11,7/58,5) x (1000/2000)
Molar NaCl = 0,1 M
Menentukan Kuantitas Ion Hancuran Elektrolit Biner
NaCl → Na+
+ Cl–
z = 1 (ion Na+) + 1 (ion Cl–)
z = 2 ion
Menentukan Faktor Van’cakrawala Hoff i
i = 1 + (z – 1) α
i = 1 + (2 – 1) 1
i = 2
Menentukan Impitan Osmosis Larutan Elektrolit NaCl
P = M R T i
P = 0,1 x 0,082 x 300 x 2
P = 4,92 atm
Jadi, tekanan osmosis laruatan elektrolit merupakan 4,92 atm
Cermin Soal Perhitungan Derajat Ionisasi Larutan Elektolit Biner
Sebanyak 76 g elektrolit biner (Mr = 95 g/mol) dilarutkan dalam air sampai dengan volume 2 L lega master 27 °C dan memiliki tekanan osmotik 10 atm. Hitunglah derajat ionisasi elektrolit biner tersebut.
Diketahui:
konglomerat zat biner = 76 g
Mr Zat biner = 95
P = 10 atm
T = 27 + 273 = 300 K
tagihan air = 2 liter
Menentukan Mol dan Molaritas Hancuran ELektrolit Biner
mol zat = 76/95 = 0,8 mol
Molar = 0,8 mol/2L= 0,4 M
Menentukan Jumlah Ion, Kodrat Koefisien Hancuran Elektrolit Biner
Angka z alias jumlah ion elektrolit biner yakni 2
z = 2
Menentukan Faktor Van’r Hoff i Enceran Elektrolit Biner
P= M R Falak i atau
i = P/(M R Ufuk)
i = 10/(0,4 x 0,082 x 300)
i = 1,016
Menentukan Derajat Ionisasi Cairan Elektrolit Biner
i = 1 + (z – 1) α atau
α = (i – 1)/(z – 1)
α = (1,016 – 1)/(2 – 1)
α = 0,016
Kaprikornus, derajat ionisasi hancuran tersebut adalah
0,016.
Kamil Soal Adat Kologatif: Estimasi Derajat Ionisasi Hancuran Elektrolit MgCl2
Sebanyak 2 gram MgCl2
dilarutkan dalam 500 gram air ternyata membeku sreg guru -0,23 °C (Kf air = 1,86 Ar Mg = 24, Cl = 35,5). Tentukan derajat ionisasi MgCl2
Diketahui:
konglomerasi MgCl2
= 2 gram
Mr MgCl2
= 95
Kf air = 1,86
komposit air = 500 gram = 0,5 kg
Tf = -0,23 °C
Menentukan Mol Dan Molalitas MgCl2
mol MgCl2
= 2/95 =0,021 mol
Molal MgCl2
= 0,021/0,5 = 0,042 m
Menentukan Total Ion, Koefisien Reaksi Enceran Elektrolit MgCl2
MgCl2
→ Mg+
+ 2 Cl–
z = 1 (ion Mg+) + 2 (ion Cl–)
z = 3
Menentukan Penghamburan Bintik Beku Larutan Elektrolit MgCl
ΔTf = Tf/.pel – Tf.lar
ΔTf = 0 – (-0,23)
ΔTf = 0,23
C
Menentukan Faktor Vant’t Hoff i Enceran Elektrolit MgCl2
ΔTf = Kf . m . i
i = ΔTf/(Kf . m)
i = 0,23/(1,86 x 0,042)
i = 2,944
Menentukan Derajat Ionisasi Larutan Elektrolit MgCl2
i = 1 + (z – 1) α
2,944 = 1 + (3 – 1) α
2,944 = 1 +2 α
2 α = 2,944 – 1
α = 0,972
Makara, derajat ionisasi larutan elektrolit MgCl2
adalah 0,972
“
Seandainya materi ini memberikan arti, dan anda cak hendak memberi dukungan
Donasi
puas ardra.biz, mari kunjungi SociaBuzz Tribe eigendom ardra.biz di tautan berikut
”
…
https://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe
- Faktor Mempengaruhi Laju Reaksi Guna-guna singkir: Pemusatan Hawa Katalis Luas Contoh Soal Pembahasan
- 10+ Lengkap Cak bertanya Testing Pembahasan Ilmu pisah Zat Anasir Campuran Senyawa Homogen Enceran Beraneka macam,
- Teori Cak bertubrukan Reaksi Kimia
- Kombinasi Kovalen Polar Non Polar: Pengertian Aturan Contoh Soal Rumus Keelektronegatifan Momen Dipol.
- Ester: Signifikansi Rasam Tubuh Kimia Pengelolaan Logo IUPAC Rumus Struktur Isomer Reaksi Pembuatan Kegunaan
- 11+ Acuan Tanya Pembahasan: Pembersih Pemutih Odoran Pestisida Surfaktan Helisida Transfultrin,
- Tetapan Hasil Kelihatannya Kelarutan Ksp: Pengertian pH Pengendapan Kontrol Ion Sesama Abstrak Pertanyaan Ancangan 12
- Manajemen Nama Senyawa Kimia
- Elektrolisis Elektrokimia: Lembaga pemasyarakatan Volta Galvani Reaksi Katoda Anoda Ideal Soal Rumus Prediksi 14
- Sistem Ajek Unsur: Signifikansi Menentukan Periode Golongan Tebel Molekul Modern, Hukum Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Mendeleev, Pola Soal Estimasi 10
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- >>
Daftar bacaan:
- Sunarya, Yayan, 2014, “Ilmu pisah Sendang akar 1, Berdasarkan Kaidah Prinsip Kimia Terkini”, Tempaan Ketiga, Yrama Widya, Bandung.
- Chang, Raymond, 2004, “Ilmu hindar Asal, Konsep -konsep Inti”, Edisi Ketiga, Jilid Suatu, Penerbit, Erlangga, Jakarta.
- Brady, James, E,1999, “Kimia Universitas Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Satu, Binarupa Lambang bunyi, Jakarta.
- Sunarya, Yayan, 2013, “Kimia Sumber akar 2, Beralaskan Prinsip Prinsip Ilmu hindar Terkini”, Gemblengan Kedua, Yrama Widya, Bandung.
- Ardra.Biz, 2019, “Tekanan Osmotik latar hancuran dan rumus pertepatan Cara Menghitung Tekanan Osmotik Permukaan cairan.
- Syukri, S., 1999, “Kimia Dasar 2”, Jillid 2, Penerbit ITB, Bandung
- Brady, James, E., 1999, “Kimia Sekolah tinggi Asas dan Struktur”, Edisi Kelima, Jilid Dua, Binarupa Huruf, Jakarta.
-
Ringkasan Rangkuman:
Cair merupakan campuran homogen antara zat terlarut (solute) dengan zat pelarut (solven). - Rangkaian secara kuantitatif antara zat terlarut dengan larutan alias antara zat terlarut dengan zat pelarut dinyatakan dengan istilah pemusatan. Pemfokusan terserah bilang tipe, diantaranya molaritas, molalitas, fraksi mol, dan uang (%).
- Molaritas merupakan perimbangan antara besaran mol zat terlarut dengan volume cakrawala domestik liter hancuran.
- Molalitas ialah nisbah antara jumlah mol zat terlarut dengan massa internal kilogram zat pelarut.
- Fraksi mol menyatakan perimbangan antara pelecok satu komponen larutan (zat terlarut maupun pelarut) dengan besaran mol total suku cadang n domestik enceran.
- Persentase (%) menyatakan hubungan antara bagian zat terlarut atau pelarut ( privat satuan agregat maupun piutang) dengan kuantitas jumlah larutan dikalikan dengan 100 %.
- Pelecok satu sifat hancuran yaitu sifat koligatif, yakni aturan fisika yang hanya tersangkut lega besaran partikel zat terlarut dan bukan pada macam zat terlarut. Ada catur variasi rasam koligatif yang dipelajari ialah, penghamburan tekanan uap, kenaikan noktah didih, penurunan titik beku, dan munculnya tekanan osmosis
- Rasam Kologatif Larutan: Signifikansi Penurunan Tekanan Uap Kenaikkan Tutul Didih Penerjunan Titik Beku Tekanan Osmotis Elektrolit Nonelektrolit Cermin Pertanyaan Rumus Perhitungan 15
Kenaikan Titik Didih Molal Bergantung Pada
Source: https://asriportal.com/kenaikan-titik-didih-molal-bergantung-pada/